PORTALTEBO.id - Diam-diam, tenryata program yang baru
dimulai oleh Forum Komunitas Hijau (FKH) Tebo Kotaku Kabupaten Tebo terkait
penanggan Limbah Berbahaya dan Beracun (LB3), dipantau oleh Lembaga Pemantau
Penyelamat Lingkungan Hidup (LP2LH).
Program tersebut
dinilai LP2LH adalah solusi terbaik untuk mengatasi persoalan penangganan LB3
di daerah luar pulau Jawa, terutama pada kegiatan yang menghasilkan limbah
berbahaya di Provinsi Jambi yang selalu menjadi sorotan publik.
Agar program rintisan FKH Tebo Kotaku itu bisa di
terapkan di Jambi, LP2LH memberikan ruang
dan waktu kepada FKHTebo Kotaku untuk sharing progam dengan PT. Pokusindo di
Jakarta, Sabtu (03/08/2019).
Pada pertemuan khusus tersebut, FKH Tebo Kotaku membeberkan hasil
observasi yang mereka lakukan selama ini terhadap fasilitas penghasil LB3 di
Jambi. Tidak itu saja, FKH Tebo Kotaku juga menjelaskan secara rinci cara dan
strategi penanganan LB3 yang telah mereka jalani beberapa waktu ini.
Dari penjelasan hasil observasi dan cara atau strategi penanganan
LB3 yang dibeberkan oleh FKH, PT.
Pokusindo menyatakan
siap mensupport penuh kegiatan FKH Tebo Kotaku dalam hal penanganan LB3 di
wilayah Jambi.
Mewakili PT.
Pokusindo, Polda Simbolon dan Nelson Siagian selaku pemerhati lingkungan yang juga pelaku usaha di bidang pengolahan limbah di
Bekasi Jawa Barat,
"Pada prinsipnya
saya secara pribadi 100% akan support penuh terkait program yang dibawa
rekan-rekan dari Jambi. Sebab program ini bukan hanya mementingkan provit oriented saja, namun didasari dengan kearifan local. Kami sangat serius menanggapi ini dan kami optimis dengan data dan kegiatan yang telah
dilakukan oleh rekan-rekan dari Jambi sangat positif,” kata Nelson Siagian sebagai Pelaku usaha Pengolah Limbah di
Bekasi usai mendengarkan beberan program dari FKH Tebo Kotaku.
Keseriusan dibuktikan dengan PT. Pokusindo langsung membuat L.O.I (Legal Opinion Index) untuk FKH Tebo Kotaku dengan
tujuan percepatan kebutuhan program tersebut.
"Saya berharap
program ini cepat ditindak lanjuti. Terkait apa saja yang dibutuhkan oleh FKH akan kita push, baik itu kebutuhan pengadaan kendaraan, verifikasi perizinan hingga percepatan progres operasi di lapangan,” kata Nelson Siagan.
Ketua DPP LP2LH, Tri Joko mengatakan, sebagai organisasi
lingkungan dia sangat peduli dan turut berperan serta dalam penanganan limbah di wialyah Jambi. “Meski sudah ada L.O.I, LP2LH sebagai organisasi lingkungan tetap akan berlaku independen. LP2LH akan terus memantau
perkembangannya walapun kami yang membawa program ini. Tujuannya, kami ingin
kegiatan yang telah
dilakukan oleh rekan-rekan sesuai dengan regulasi yang ada," kata Joko.
Terpisah, Koordinator FKH Tebo Kotaku, Robi Harja
mengucapkan terima kasih atas
kesempatan dan kepercayaan yang telah diberikan kepada FKH Tebo Kotaku. Apalagi kata dia, program penanganan LB3 yang telah dirancang oleh FKH direspon dengan baik oleh pihak rekanan, “Ini
sangat luar biasa. Bahkan
kami langsung buat L.O.I yang mana ini merupakan dasar tindak lanjut
kesepakatan kerjasama yang akan di buat oleh Badan Usaha FKH Tebo Kotaku dengan pihak rekanan,” kata dia.
Robi berharap kedepannya Kabupaten Tebo menjadi trend dan pusat pengolahan limbah
di regional Jambi. Bahkan menurut dia, tidak tertutup kemungkinan area Sumatera dengan Legal Standing
tingkat Nasional
mampu menyerap tenaga kerja
yang banyak,”Tentunya
dengan memberdayakan
sumber daya manusia dari komunitas dan berbasis lingkungan,” kata. (red)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar