PORTALTEBO.id - Kondisi air bendungan irigasi di Desa
Pagar Puding, Kecamatan Tebo Ulu Kabupaten Tebo beberapa pekan ini tampak keruh
dan berlumpur. Kondisi ini sangat dikeluhkan oleh warga setempat yang
mengunakan air tersebut untuk kebutuhan hidup sehari-hari.
Salah
seorang warga di sekitar bendungan mengaku jika dari dahulu dia bersama warga
yang lain mengunakan air bendungan itu untuk mandi, masak, dan mencuci pakaian.
Namun kata dia, sudah beberapa bulan ini dia hanya mengunakan air bendungan itu
untuk mandi dengan alasan karena airnya keruh dan berlumpur. “Untuk masak kami
harus minta air bersih dari sumur bor warga,”kata warga yang tidak mau
disebutkan namanya ini.
Hal yang
sama juga dikatakan salah seorang ibu rumah tangga (IRT) yang juga tidak mau disebutkan
namanya. IRT ini menceritakan jika dahulunya air di bendungan itu bersih dan
jernih, dan dari dahulu juga dia bersama IRT lainnya mengunakan air tersebut
untuk masak dan mandi.
Namun lanjut
dia, sudah beberapa pekan ini kondisi air keruh dan berlumpur. Kondisi ini
diduga akibat adanya aktivitas dompeng di yang berada tidak jauh dari lokasi
bendungan. “Mudah-mudahan aktivitas dompeng tidak berlangsung lama biar air
bendungan kembali bersih dan bisa kami gunakan lagi,”kata dia berharap.
Terpisah,
salah satu aktivis lingkungan, Rio mengatakan jika banyak aktivitas di Kabupaten
Tebo diduga merusak lingkungan dan terkesan ada pembiaran, termasuk aktivitas
dompeng di desa Desa Pagar Puding Kecamatan Tebo Ulu yang diduga telah
mencemari air bendungan atau irigasi di desa itu.
Dengan kondisi
itu, Rio berharap pemerintah daerah segera mencari solusi agar aktivitas
merusak lingkungan tidak lagi beraktivitas di Tebo. “Hasil survey kami di
lapangan, mereka yang bekerja sebagai pendompeng karena tidak ada lagi pilihan
pekerjaan lain. Soalnya mereka sulit untuk mencari kerja di Tebo,”kata Rio.
Selain itu
lanjut Rio, murahnya harga komuditas karet dan harga sawit sangat mempengaruhi
perekonomian masyarakat. Akibatnya, sebagan masyarakat yang selama ini
mengandalkan hidup dari hasil komuditas itu beralih profesi menjadi pekerja
dompeng. “Alasan mereka dari hasil karet dan sawit tidak lagi cukup untuk
memenuhi kebutuhan hidup mereka, makanya mereka beralih profesi menjadi
pendompeng karena hasilnya juga menjanjikan,”kata Rio lagi.
Untuk itu, Rio
berharap pemerintah daerah segera mencari solusi agar aktivitas dompeng tidak
lagi menjamur di wilayah Kabupaten Tebo, salah satunya dengan membuka berbagai
peluang kerja. Pasalnya menurut dia, hasil yang didapat dari mendompeng sangat
tidak sebanding dengan kerusakan lingkungan akibat aktivitas illegal tersebut. “Memang
ada beberapa pelaku aktivitas dompeng yang ditangkap. Tapi itu hanya pekerjanya
saja. Sedangkan pemilik modal atau bos dompengnya tak tersentuh. Tapi itu juga
bukan solusi karena mereka yang berdompeng butuh hidup,”ucap dia. (red)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar