Wamenag Zainut Tauhid Saadi Ungkap Beberapa Alasan Penembakan Di Kantor MUI, Pelaku Mengaku Wakil Nabi!

- Kamis, 4 Mei 2023 | 19:32 WIB
Wamenag Zainut tauhid Sa'adi (kemenag)
Wamenag Zainut tauhid Sa'adi (kemenag)

PORTALTEBO.id - Beberapa waktu sebelumnya telah terjadi penembakan yang terjadi di Kantor MUI. Menyikapi hal tersebut Wakil Menteri Agama (Wamenag), Zainut Tauhid Sa'adi memberi keterangan persnya dan menyampaikan pendapat soal pelaku Penembakan di kantor Majelis Ulama Indonesia (MUI) yang mengaku sebagai wakil nabi.

Menurut Wamenag, Peristiwa penembakan secara garis besar dan umum dikarenakan oleh pemahaman agama yang keliru.

Dilansir dari PMJ News, Kamis 4 Mei 2023. Berikut ini beberapa Alasan Penembakan di kantor MUI pada 2 Mei 2023.

Zainut menyampaikan beberapa pendapatnya selaku Wamenag.

Baca Juga: Baca Info Tentang Tata Cara Shalat Gerhana Bulan Pada 5-6 Mei 2023 Menurut Kemenag

Baca Juga: 5 Pesan Penting Menteri Agama Yaqut Cholil Qoumas Untuk ASN Terkait Tahun Politik 2024

"Ini membuktikan bahwa pemahaman agama yang salah bisa menimbulkan bahaya terhadap keselamatan jiwa orang lain," Jelas Zainut dalam menyampaikan pendapatnya, Kamis 4 Mei 2023.

Selain itu Wamenag Zainut menyebut ada beberapa upaya untuk menghindari pemahaman keagamaan yang keliru.

Salah satunya, Wamenag meminta masyarakat belajar agama kepada ulama atau orang yang memiliki otoritas keilmuan agama yang tinggi, serta bersanad.

"Dalam belajar agama juga harus menggunakan metodologi belajar yang benar yaitu secara tersusun dan terstruktur untuk memperoleh ilmu agama," jelasnya.

Menurut Zainut, saat ini banyak orang yang memiliki semangat belajar agama tetapi hanya menggunakan penafsirannya sendiri dalam mengambil kesimpulan hukumnya. Hal itu terkadang bertentangan dengan kaidah agama, sehingga mereka salah dalam memahami substansi ajaran agama.

"Sejatinya semua ajaran agama mengajarkan kasih sayang, persaudaraan dan perdamaian antarsesama umat manusia, bukan mengajarkan permusuhan, ancaman dan kekerasan yang menimbulkan mafsadat atau kerusakan bagi kehidupan umat manusia," terangnya.

Kedua, Zainut mengimbau para ulama dan pemimpin agama untuk terus menggelorakan moderasi beragama, yakni cara memahami ajaran agama secara moderat, tawasut, dan jalan tengah.

"Mari terus menghindari perilaku beragama yang ekstrem (tatharruf), berlebih-lebihan dan melampaui batas dalam beragama (ghulluw). Sebab, hal tersebut dapat memunculkan sikap fanatisme, intoleransi, dan akuisme dalam beragama," sebutnya.

Ketiga, Zainut meminta aparat kepolisian untuk lebih meningkatkan keamanan di tempat-tempat ibadah, dan kantor serta tempat beraktivitas para pemimpin agama.

Halaman:

Editor: Alvedius Rimper

Sumber: PMJ News

Tags

Artikel Terkait

Terkini

X