Banyaknya Anak Stunting, Islam yang Dikerdilkan, Pengajian yang Disalahkan

- Jumat, 24 Februari 2023 | 18:05 WIB
Leni Ariyana. (Istimewa)
Leni Ariyana. (Istimewa)

Oleh: Leni Ariyana

Pengkerdilan pengajian sering sekali terjadi, lagi-lagi umat islam disalahkan, lagi-lagi pengajian yang dipermasalahkan.

Ketua Dewan Badan Pembinaan Ideologi Pancasila (BPIP) kembali menjadi sorotan setelah pidatonya memicu kontroversi dimedia sosial (Medsos).

Pidato Megawati itu terucap saat ia menjadi pemateri dalam seminar Nasional Pancasila dalam tindakan: gerakan semesta bencana mencagah stunting, kekerasan dalam rumah tangga, serta mengantisipasi Bencana di Jakarta selatan pada kamis (16/2/2023).

Salah satu pidato Megawati yang kontroversial adalah ketika membahas masalah anak stunting dan mengaitkannya dengan aktivitas keagamaan kaum ibu yang waktunya tersita untuk pengajian sehingga lupa mengurus anak. Alhasil ia sampai berpesan agar kaum ibu bisa membagi waktu agar waktunya tidak habis untuk pengajian dengan melupakan asupan gizi anak.

"Ini pengajian iki sampai kapan tho yo? Anake arep dikapake (anaknya mau diapakan),he, iya dong. Boleh bukan ga boleh, saya juga pernah pengajian kok", ucap Megawati melanjutkan.

Megawati lalu mengitruksikan kepada kedua menteri, yang mengurusi ibu-ibu dan stunting.

Yaitu menteri pemberdayaan perempuan dan perlindungan anak (PPPA) I Gusti ayu bintang Darmawati alias Bintang Puspa Yoga dan menteri sosial (Medsos) Tri Rismaharini untuk mengatur ibu-ibu, supaya tidak terus mengikuti pengajian karena sampai melupakan asupan gizi anak.

Astagfirullahaladzim... lagi-lagi pengajian yang dipermasalahkan, apakah ada hubungannya dengan kurangnya asupan gizi pada anak?

Bukankah kurangnya asupan gizi itu dikarenakan ketidak mampuan masyarakat untuk menyediakan hidangan 4 sehat 5 sempurna bagi anak? Apakah ini terjadi kerena ibu-ibu pergi kepengajian?

Alasan untuk melarang ibu-ibu kepengajian itu jelas salah, kondisi kurangnya asupan gizi pada anak-anak di masyrakat itu lebih dikarenakan ketidak mampuan masyarakat membeli bahan pokok 4 sehat 5 sempurna.

Kenapa masyarakat tidak bisa membelinya  alasannya adalah mahalnya harga bahan pangan mulai dari beras, telur, ayam, ikan dan yang lainnya. 

Inilah alasan yang sebenarnya terjadi pada masyarakat, masyarakat tidak mampu untuk membelinya dengan penghasilan yang tidak sesuai dengan pengeluaran bahkan banyak masyarakat kelaparan, namun sayang sekali bantuan yang dijanjikan hanyalah melukai hati masyarakat kecil,  karena banyak masyarakat tidak mampu justru diabaikan. 

Masih banyak anak-anak kurang gizi yg tidak terdata, apakah ini karena ibu-ibu ke pengajian? Salah besar kalau dikaitkan dan mengkambinghitamkan pengajian. Kalaupun ibu-ibu pergi ke pengajian mereka malah mendapatkan solusi atas masalah yang mereka hadapi baik itu masalah pribadi atau itu masalah anak dan lain sebagainya.

Halaman:

Editor: Syahrial.

Terkini

Isu Penculikan Anak Marak Terjadi, Dimana Peran Negara

Minggu, 12 Februari 2023 | 11:49 WIB

Warga Miskin Makin Miskin, Si Kaya Makin Kaya

Kamis, 9 Februari 2023 | 17:10 WIB

Tuntaskan Kemiskinan, Terapkan Ekonomi Islam

Sabtu, 4 Februari 2023 | 20:40 WIB

Tarif PDAM Naik, Beban Rakyat Bertambah

Kamis, 2 Februari 2023 | 08:11 WIB

Bobroknya Akhlak Anak-anak Diera Bebas Berexpresi

Senin, 30 Januari 2023 | 17:16 WIB

Saksi Pelaku (Juctice Collabolator)

Sabtu, 21 Januari 2023 | 15:50 WIB

Perempuan dalam Cengkraman Kapitalisme

Minggu, 15 Januari 2023 | 19:19 WIB

Indonesia 2023 Maju, Hanya Dengan Islam

Jumat, 6 Januari 2023 | 09:40 WIB

Ketimpangan Gender Makin Lebar Akibat Pandemi

Sabtu, 31 Desember 2022 | 15:06 WIB

Melihat Ekonomi 2023, Gelapkah?

Rabu, 28 Desember 2022 | 11:25 WIB

2022, Tahun Keemasan Kejaksaan RI

Kamis, 15 Desember 2022 | 18:04 WIB
X